Adikku
Maafkan
bila sampai saat ini aku masih menggenggam tanganmu. Menuntun setiap langkahmu.
Mengikuti kemanapun kau berlalu. Dan masih saja marah saat kau tak menuruti
kataku. Aku tahu, seharusnya kau aku lepas seperti mereka yang lain. Bermain
sendiri. Berjalan sendiri. Dan mengikuti langkahmu sendiri. Disetiap langkah
kita, kau selalu ingin yang lebih dahulu dari langkahku. Mungkin kau ingin
menjadi yang terbaik dariku. Atau mungkin kau tidak ingin berjalan berdampingan
lagi denganku? Disetiap pilihan yang datang, kau selalu keras kepala untuk
mengambil keputusan yang kau inginkan. Mungkin sekarang kau sudah dewasa, atau
mungkin kau sudah jengah dengan keandilanku untuk memutuskan hal tentang
bahagiamu?
Adikku,
ketahuilah. Kenyataan terberat bagiku adalah menerima kenyataan bahwa kau
sekarang sudah besar, tumbuh dewasa sebagaimana mestinya. Sudah tidak ingin
lagi ku genggam. Sudah tidak ingin lagi jalan berdampingan. Dan sudah mengerti
seperti apa rasanya bahagia dengan yang lain selain diriku. Mungkin sekarang
sudah waktunya. Aku menerima kenyataan kalau kau sudah dewasa. Kau sudah
menemukan jalanmu sendiri tanpa andilku. Kau sudah menemukan kebahagiaan yang
lain selain bahagia dariku. Pergilah kemanapun kau ingini. Peluk setiap
kenyamanan yang kau temui. Berhati-hatilah dengan krikil cinta yang
menyakitkan. Mungkin aku juga sudah harus memperhatikan kisah hidupku dengan
yang lain. Menjalin ikatan cinta yang seharusnya sudah lama untukku miliki.
Adikku.
Sekarang tugasku sudah selesai. Sekarang aku hanya dapat memperhatikan dan
mendoakanmu. Bila kau lelah, pulanglah. Bila kau terluka, kembalilah. Aku masih
dengan posisi yang sama untukmu disini.
Komentar
Posting Komentar